• Menjaga Konsisten Kebijakan dan Implemenasi Program
  • PERSEPSI bekerja bersama masyarakat untuk konservasi tanah dan air dalam rangka Gerakan Nasional Kemitraan Penyelamatan Air (GNKPA)
  • Rapat Kerja PERSEPSI Tahun 2018
  • Pelatihan Inventori Hutan Rakyat di Kabupaten Pacitan, Jawa Timur
  • Desa Program Terpadu
    Semagar, Girimarto, Wonogiri, Jawa Tengah

logo-header

Perhimpunan untuk Studi dan Pengembangan Ekonomi dan Sosial

(PERSEPSI)

w1

Bertumpu pada sumberdaya lokal

Mewujudkan tatanan masyarakat yang berkeadilan gender dan bertumpu pada sumberdaya lokal.
Selengkapnya
w1

Peran Masyarakat                  

Meningkatkan kesadaran dan peran masyarakat sipil melalui pendidikan kritis dan advokasi.
Selengkapnya
w1

Kontrol Masyarakat                    

Meningkatkan akses dan kontrol masyarakat terhadap sumberdaya politik, ekonomi, lingkungan dan budaya.
Selengkapnya
w1

Pengelolaan Lingkungan Hidup

Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pengelolaan lingkungan hidup yang berkelanjutan.
Selengkapnya

Tentang Kami

 

 img_20161127_135109

 

Perhimpunan untuk Studi dan Pengembangan Ekonomi dan Sosial (PERSEPSI) merupakan penjelmaan dari Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3ES) cabang Klaten.

 

Selengkapnya

Berita Terbaru

PERSEPSI DAN GNKPA SUB DAS KEDUANG 2018
Wonogiri, 6 September 2018.  PERSEPSI melatih 102 petani dan 13 Petugas Lapang Dinas dalam  Pelatihan untuk Pelatih Konservasi Tanah dan Air di Sub DAS Keduwang , DAS Solo Hulu.  Training

Profil Kami

p1
 
p2
 
p3
 

Program

Keahlian

Kontak

 

Ada 3 program kegiatan yang dilakukan oleh PERSEPSI
1. Bidang Pertanian, Kehutanan Dan Lingkungan Hidup ( PKLH)
Merupakan program untuk menjawab tantangan  
2. Bidang Pemberdayaan...

 

 

PERSEPSI yang telah eksis sejak tahun 1979 atau sejak LP3ES memiliki Sumber Daya Manusia yang  berpengalaman dengan keahlian sbb :
1. Partisipatory Rural Appraisal (PRA)...

 

 

Perhimpunan untuk Studi dan Pengembangan Ekonomi dan Sosial (PERSEPSI)
Jl. Klaten-Jatinom Km. 3 Kwaren, Ngawen, Klaten, Jawa Tengah- Indonesia
Telp...

 

Selengkapnya

Selengkapnya

Selengkapnya

sfsd sdf sdghfsd  egew  ford sada sds UNDP_Nepal 

Berita Terbaru

Fans Page

Pengunjung

Kontak Kami

PERSEPSI DAN GNKPA SUB DAS KEDUANG 2018

Wonogiri, 6 September 2018.  PERSEPSI melatih 102 petani dan 13 Petugas Lapang Dinas dalam  Pelatihan untuk Pelatih Konservasi Tanah dan Air di Sub DAS Keduwang , DAS Solo Hulu.  Training of Trainer ini terselenggara berkat kerjasama antara PERSEPSI dengan Nippon Koei Co.Ltd yang menjadi konsultan untuk perencanaan konservasi bendung dan daerah tangkapan air Waduk Wonogiri.

Pelatihan untuk Pelatih ini melibatkan 102 petani  dari 10 desa yang telah didampingi oleh konsultanm dengan rincian sebagai berikut.

Group

No

Desa

Kecamatan

Luas  (Ha)

Kehilangan Tanah (ton/ha/th)

Lahan Target (Ha)

Areal Target CSWMDR II

Desa

Lahan Sasaran

Desa

Lahan Sasaran

Tegal

Permukiman

Total

Tegal

Peka-rangan

Kelompok I – 6 Desa

Paket 3 – 1

1

Balepanjang

Jatipurno

948

497

171

275

273

45

23

341

208

2

Tawangrejo

Jatipurno

518

219

190

401

62

66

26

153

159

3

Jatipurno

Jatipurno

215

105

170

347

4

52

18

74

87

 Sub Total Paket 3-1

1.681

820

177

318

339

163

67

568

454

Paket 3 – 2

4

Jeporo

Jatipurno

740

565

169

219

277

89

41

407

105

5

Mangunharjo

Jatipurno

581

272

144

268

112

64

25

200

192

6

Giriyoso

Jatipurno

411

156

103

233

34

71

17

122

180

 Sub Total Paket 3-2

1.732

993

145

235

423

223

83

729

477

Kelompok II – 4 Desa

Paket 3 – 3

7

Watangsono

Jatisrono

488

187

105

244

18

97

26

140

136

8

Tasikhargo

Jatisrono

467

144

87

216

8

107

7

122

133

 Sub Total Paket 3-3

955

331

192

460

26

204

33

262

269

Paket 3 – 4

9

Mojoreno

Sidoharjo

406

169

142

293

16

97

15

128

236

10

Ngabeyan

Sidoharjo

538

200

157

247

54

39

7

100

171

 Sub Total Paket 3-4

944

369

299

540

70

136

22

228

407

Total

5.312

2.513

813

1.553

858

726

205

1.787

1.607

PERSEPSI menurunkan 3 tim, masing masing dibantu seorang Co Fasilitator dengan rincian dan tanggal pelaksanaan sebagai berikut:

Tim 1, Taryanto Wijaya  dan Asykur Rifani memsilitasi pada 27 sd 29 Agustus 2018, bertempat di Kelurahan Balepanjang, dengan asal peserta dari Kelurahan  Balepanjang, Desa Tawangrejo dan Desa Jatipurno, dengan jumlah peserta 30 orang, dan PPL dan PKL  3 orang  Tim 2, terdiri dari Tri Yuli Umiyati dan Anis Rachmawati,  memfasilitasi pada di Desa Watangsono, dengan para peserta yang berasal dari Desa Giriyoso, Mangunharjo, dan Jeporo, Kecamatan Jatipurno dengan jumlah peserta 30 orang, dan PPL 3 orang. Selanjutnya Tim 3,  Edhy Supriyanto dan Nasrah, memfasilitasi pada tangga 4 sd 6 September 2018 , dengan jumlah peserta 42 orang petani dari 4 desa yakni Mojonero dan Ngabeyan di Kecamatan Sidoharjo, dan Watangsono dan Tasikhargo, Kecamatan Jatisrono, dan Desa Mojoreno dan Desa Ngabeyan Kecamatan Sidoharjo.

Pelatihan untuk Pelatih ini dumaksudkan untuk menyiapkan para pelatih untuk bisa menjadi pemandu bagi Sekolah Lapang Konservasi Tanah dan Air SLKTA dimana eks peserta ToT ini akan menjadi pelatih bagi penangan Titik Erosi (TE) di masing masing desanya.  Pelatihan ini dilakukan selama tiga hari, dengan 1 hari di dalam kelas, dan 2 hari di lapangan, untuk memberikan pemahaman dasar dan pengalaman langsung dalam penanganan konservasi secara terpadu.

PERSEPSI masih memainkan peran sentral sebagai Sekretaris Gerakan Nasional Kemitraan Penyelamatan Air GNKPA di DAS Solo, sejak 2005 hingga 2018 ini, bersama Bappeda Wonogiri mengkonsolidasikan peran peran dinas sektor OPD yang ada di Kabupaten Wonogiri dan DAS Solo secara selara.

(tw-ppsdi)

PERSEPSI DAN TANTANGAN SADAP GETAH PINUS RAKYAT

Wonogiri, 26//2018/PERSEPSI. Hasil hutan kayu sudah banyak didengar. Tetapi hasil hutan bukan kayu belum banyak digarap sebagai isu program yang seksis dan memberi daya dukung bagi pembiayaan operasional PERSEPSI.

Perbincangan dengan sejumlah eks staff Timber Forest Trust, saat bertemu di Jakarta maupun pembicaraan lewat telepon, akhirnya ditindaklanjuti dengan pembicaraan yang lebih operasional menjadi program berbasis dorongan pasar. Getah pinus hutan rakyat menjadi inti pembicaraan antara Tim PERSEPSI dan eks staff TFT sebagai perpanjangan dari kelompok pembeli (Buyer Group). Pembicaraan di Wonogiri pada awal Juli 2018, yang merekomendasikan adanya study mikro atas wilayah pasokan getah pinus dilakukan di Ponorogo dan Pacitan. Walhasil, hasil studi ini diminat kelompok pembeli, dan dijajagi untuk bisa menjadi program bersama dengan buyer group pada hari Minggu 5 Agustus 2018 di Fave Hotel Jl Colomoadu Solo, jam 10.00-12.00.

Akan hadir dalam diskusi tersebut dari PERSEPSI diwakili oleh Yanti Susanti (Direktur), Taryanto Wijaya (Wadir PPSDI), Edhy Supriyanto (Wadir PKLH), dan Tri Yuli Umiyati (Wadir PPUKM). Business Meeting tersebut bertujuan untuk menyekati platform bersama dan pembagian peran dalam pengelolaan dan pemasaran hasil hutan bukan kayu berupa getah pinus rakyat dari sejumlah daerah yang didampingi oleh PERSEPSI. Kabupaten Ponorogo, Pacitan, Tulungagung, dan Wonosobo, menjadi lokus yang ditawarkan untuk kerjasama jangka panjang dengan perusahaan pengolah getah pinus rakyat.

ppsdi tw

PENJAJAGAN HASIL HUTAN BUKAN KAYU PADA HUTAN RAKYAT BERSERTIFIKAT LESTARI

Wonogiri (PERSEPSI, 6/07/2018).  Bertempat di Aula Kantor Wonogiri, dilakukan diskusi penyiapan penjajagan program baru. Diskusi dihadiri oleh para  Wadir PKLH, PSDM PA, PPSDI dan Bp Sigit dari Timber Forest Trust (TFT) untuk mengusung  gagasan pemanfaatan getah kayu pinus sebagai sumber pendapatan masyarakat selain kayu.

“Potensi ini masih besar dan belum banyak dimanfaatkan. Kami punya jaringan untuk pemasaran yang barangkali bisa digunakan untuk mendayagunakan potensi masyarakat” kata Sigit TFT melalui telepon ketika mengkonfirmasi rencana kehadirannya.

Sebagaimana diketahui potensi getah pinus menyebar  pada desa desa yang diampingi PERSEPSI di hutan rakyat di Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur. Desa Baosan Lor, Baosan Kidul, dan Mrayan  merupakan desa bersertifikat ekolabel dengan standar LEI  maupun FSC. Tetapi karena penguasaan pasar yang kurang baik, serta teknis budidaya yang tidak diajarkan secara baik, menjadikan pinus pinus rakyat.  Desa Baosan Lor telah disertifikasi dengan standar LEI , sedangkan Mrayan dengan standar FSC.

Kegiatan kerjasama pengembangan program diharapkan bisa memperbaiki 1) teknolohi pengelolaan,2) pengembangan kelembagaan, 3) kelancaraan pemasaran  usaha hutan rakyat dan pemanfataan hasilnya bagi masa tunggu panen kayu di tingkat masyarakat.

Sebagaimana diketahui getah pinus merupakan bahan dasar untuk pembuatan gondorukem yang dipakai untuk industri cat, dimana kebutuhannya besar tetapi pasokannya kecil. Selama ini gondorukem banyak dipasok dari Perum Perhutani KPH Lawu DS, dan beberapa hutan rakyat di Lampung. Hutan rakyat di jawa yang mengelola pohon pinus menjadi prioritas untuk mendapatkan dampingan agar mendapatkan nilai ekonomi yang lebih luas. (ppsdi-pklh-tw)

 

PERSEPSI DAN SENGKETA REZIM INFORMASI PENENTUAN KM 0 MATA AIR BENGAWAN SOLO

Wonogiri, 5/7/2018. Hampir setiap orang mengenal lagu ciptaan Alm. Gesang yang mengisahkan tentang Bengawan Solo. Sebagai tempat kehidupan manusia purba sebagaimana dirilis oleh Wikipedia maupun Tim Ekpedisi Kompas dan UNS Solo.Tim ini telah bekerja keras dengan methodologinya sendiri tetapi tidak merujuk dokumen yang lebih tua serta penuturan masyarakat asli yang tinggal di hulu DAS Solo sehingga menghasilkan kesimpulan yang berbeda dengan kenyataan di lapangan. Peta ini menunjukan bahwa Bengawan Solo berhulu di Kali Lanang, yang airnya kering saat musim kemarau.

Tim tersebut menyimpulkan bahwa hulu Bengawan Solo yang ada di Tenggar Desa Jeblogan Kecamatan Karangtengah Kabupaten Wonogiri hanya berupa rembesan rembesan. Sementara tim senior PERSEPSI, sebuah LSM di Wonogiri yang melakukan pendekatan dengan merujuk pada peta Belanda, peta Rupa Bumi Indonesia, dan konsultasi dengan masyarakat setempat menyimpulkan bahwa hulu dan mata air Sungai Bengawan Solo ada di Desa Ngambarsari Kecamaan Batuwarno, Kab. Wonogiri, dimana mata air di Sungai ini mengalir sepanjang tahun dan itu bisa dilihat di lapangan hingga hari ini.

Perbedaan antara peta yang dibuat jaman Belanda dan peta RBI pada masa kini terjadi pada penentuan hulu sejak di pertemuan dua sungai (tempuran kali), yakni Tim UNS dan RBI meyakini Kali Lanang yang berhulu di Desa Jeblogan sebagai Mata Air Bengawan Solo. Ketika hendak mengembangkan program untuk Konservasi Km 0 hulu Bengawan Solo, hal yang semula tidak digagas, kemudian kini mencuat dimana mata air Sungai Bengawan Solo yang sebenarnya.

Hari Rabu, 4 Juli 2018 , sebuah tim kecil  melalukan verifikasi dengan menggunakan pesawat drown untuk melakukan pemantauan udara guna menghasilkan data pembanding sehingga ditemukan dan dapat ditentukan mata air sebenarnya Bengawan Solo itu ada di Desa Jeblogan ataukah Ngambarsari.

Atas keadaan tersebut tim PERSEPSI (Teguh Suprapto dan Taryanto Wijaya) dipandang perlu untuk melakukan focused group discussion (FGD) untuk penentuan posisi mata air Sungai Bengawan Solo, sebagai kawasan lindung dan penentuan kawasan konservasi  dalam rangka kerjasama dengan Kemewntrian Agraria dan Tata Ruang. Keberhasilan menangani hal ini akan menjadi model untuk pengembangan ekonomi lingkungan masyarakat hulu DAS pada 7 Sub DAS besar di Infonesia.

ppsdi – tw

 

SILATURAHIM DAN HALAL BIL HALAL PERSEPSI 2018

Silaturahmi PERSEPSI 2018

Silaturahmi PERSEPSI 2018

Dihadiri Pengurus, Pengawas dan Pelaksana PERSEPSI, silaturahmi dan halal bil halal digelar pada Senin, 25 Juni 2018 di Kantor Klaten. Acara yang sederhana dan khidmat diisi siraman rokhani oleh KH Abu Muchsin, S.Sos dengan tampilan ceramah dan dialog yang menghibur. Meski diadakan rutin tetapi tema yang diangkat selalu baru.

Acara juga dihadiri oleh Perwakilan Kantor Urusan Agama Kecamatan Ngawen Klaten. Sejumlah utusan dari perwakilan koperasi dampingan juga turut hadir menyemarakan. Seperti Koperasi Agro Niaga Jawa, Koperasi Mitra Sejahtera, dan Koperasi Wanita SETARA, serta sejumlah keluarga besar para eks pegawai PERSEPSI yang telah pensiun.

“Terkadang selama setahun, kita disekat sekat oleh program dan wilayah kerja serta tim kerja yang berbeda beda, dan saling melakukan kesalahan tanpa disadari. Tetapi pada hari ini dipersatukan dalam event silaturahmi dan saling melakukan penerimaan dan permaafan satu sama lain, dan juga hubungan sosial kita dengan para pemangku kepentingan lain” kata Yanti Susanti S.Ag, selaku Direktur.

Dalam taushiyahnya, KH Abu Muchsin S.Ag menjelaskan secara panjang lebar 3 hal yakni 1)  perlunya untuk meneladani kisah para Nabi bagaimana mereka bekerja keras bersama umatnya keluar dari kemelut kehidupan, 2) keteladanan bersama untuk saling beramar makruf nahi mungkar, serta 3) upaya untuk menghindari terjadinya kebangkrutan amal. 

Acara juga dilakukan dengan pernyataan ikrar dan doa bersama yang dipimpin oleh Rody Hanan Wibowo S.Sos. dan dilanjutkan dengan foto bersama dan istirahat dan makan siang. Kelancaran acara ini tidak terlepas dari peran pengendalian Asykur Rifani sebagai pembawa acara untuk acara tahun ini.

Silaturahmi ini menjadi awalan untuk PERSEPSI kembali melakukan aktifitas setelah libur lebaran can cuti kolektif 2018.

ppsdi – tw

TANTANGAN BARU PERSEPSI: MENYIAPKAN PETANI SEBAGI PEMILIK BADAN USAHA KEHUTANAN

Tahun 2015-2018 benar-benar tahun penuh tantangan bagi manajemen program PERSEPSI. Betapa tidak, jenis standar pengelolaan, cakupan wilayah, dan tuntutan pasar yang harus dijawab makin hadir di depan mata.

 

Upaya untuk meneguhkan pemihakan pada petani hutan rakyat (grower) di Jawa oleh berbagai pihak menunjukan tanda-tanda kesungguhannya. Hal itu sekurangnya ditunjukan oleh 3 hal, yakni 1) adanya dukungan dari Departemen Kehutanan (BP DAS Solo dan BP2HH Wilayah Surakarta) yang memfasilitasi MoU antara Aliansi Pengelola Hutan Rakyat Lestari (APHRL) Jawa Madura dengan PT Indeks di Sukoharjo, 2) MoU antara SSC Forestry Swedia dengan APHRL Jawa Madura, dan 3) MoU antara PT Sutarindo Pasuruan dengan FMU Enggal Mulyo (Ponorogo) atas dukungan dari WWF dan IKEA.

Keberadaan petai hutan rakyat sebagai penumbuh pohon (grower), industri pengolahan (extractor), dan kelompok penjual sebagai pemasar (marketer) masing-masing memegang peranan penting dalam menyangga mata rantai kelestarian hutan rakyat dan pemanfaatan hasilnya secara adil dan merata serta berkelanjutan. Untuk itu, keberadaan petani ke depan harus mulai digeser di samping sebagai penumbuh juga sebagai pemilik (owner) badan usaha bersama industri pengolahan, dan badan usaha milik negara yang (Perum Perhutani).

Upaya menyiapkan petani hutan rakyat untuk memiliki perusahaan patungan bersama (joint venture corporation)  atau Perusahaan Tri Partit sedang disiapkan oleh Selopuro Business Meeting Point (SBMP) bekerja sama dengan  Perhimpunan untuk Studi dan Pengembangan Ekonomi dan Sosial (PERSEPSI) dan SSC Forestry (Swedia) dan Perum Perhutani Pusat Juni 2014-hingga Desember 2016.  Perusahaan Tri Partit ini menempatkan FMU Hutan rakyat sebagai pemasok kayu sertifikasi, Asosiasi FMU sebagai pemilik perusahaan, sekaligus pengelolaa usaha dalam kerangka bisnis untuk bisa memasok produk hasil hutan ke pasar Swedia dan Eropa.

Ada 3 tahapan pemberdayaan penting dilakukan dalam hal ini yakni 1) penyiapan kelembagaan dan sumberdaya manusia, 2) penataan sarana dan prasarana fisik dalam tata letak produksi, dan 3) penggarapan pesanan dan pemasarannya secara terkoordinasi, rapih dan berkelanjutan.

Program penyiapan Sertifikasi Berkelompok (Group Certification ) dengan standar Forest Stewardship Council (FSC) baik di Kecamatan Senduro (Lumajang) maupun Punung, Donorojo dan Pringkuku (Kebumen) menjadi pendekatan baru untuk mengefektifkan pengelolaan program. Dukungan dari IKEA dan WWF diharapkan memberikan upaya lebih kuat dalam mempromosikan PERSEPSI sebagai NGO yang juga mampu sebagaimana yang dilakukan oleh PT SOBI.  Sertifikasi Berkelompok memungkinkan dikembangkan di luar Jawa untuk 2018-2020.

Sebagai organsiasi nirlaba, tetapi harus menyiapkan kelompok dampingan dalam rangka mencari laba (waralaba) melalui bisnis berbasis pengembangan sumberdaya lokal, tentu menjadi tantangan baru yang harus dijawab oleh PERSEPSI dengan konsep yang jelas, kebijakan yang tegas, dan alokasi sumberdaya manusia yang konsisten dan kreatif.

PPSDI – PKLH

LIBUR DAN CUTI TAHUNAN PERSEPSI 2018

Klaten, 21 Mei 2018. Sebagai upaya memberi kesempatan kepada staff untuk  behariraya dan mengambil cuti tahunan, maka PERSEPSI akan melakukan libur kegiatan lapangan selama masa lebaran 1439 H.

Sebagaimana tertuang dalam Surat Edaran Direktur PERSEPSI, bernomor 03/PERSEPSI-i/05-2018 tertanggal 21 Mei 2018, libur staff dilakukan mulai Rabu 13 Juni 2018 sampai dengan Jumat 22 Juni 2018. Kegiatan operasional dilakukan kembali mulai Senin tanggal 25 Juni 2018 setelah acara Halal Bil Halal di Kantor Klaten.

Pelayanan  kepada para pihak selama masa liburan bisa dilakukan melalui email persepsi@indo.net.id. Sedangkan konfirmasi dan informasi dengan manajemen bisa dilakukan melalui nomor WhatsApp Direktur dan Wakil Direktur.

PERSEPSI menyampaikan selamat berhari raya Idul Fitri 1439 H, semoga amal kita diterima oleh Alloh SWT, dan kerjasama kita berlanjut untuk masa masa selanjutnya.

ppsdi-admin

 

 

 

PERSEPSI DAN PROGRAM EKONOMI PEREMPUAN PESISIRAN

Rembang, 28/4/2018. Masyarakat pesisi memiliki keunikan tersendiri dalam bertahan hidup. Kondisi laut yang tidak menentu dengan gempuran ombaknya, serta kebijakan negara yang cenderung kurang mendukung mereka, telah menjadikan masyarakat pesisir kehilangan banyak langkah dengan mereka yang berada di kawasan pertanian dan perkotaan.

PERSEPSI hadir melalui kerjasama dengan Asssosiasi Pendamping Perempuan Usaha Kecil (ASPPUK) Wilayah Jawa sembari menggandeng  Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak serta Keluarga Berencana di

Program Peningkatan Produktifitas Ekonomi Perempuan di Kabupaten Rembang sudah dimulai sejak Tahun 2016. Program ini awalnya adalah Program Pendidikan Kemasyarakatan yang telah dilakukan oleh DP3AKB (sebelumnya BP3AKB) Propinsi Jawa Tengah. Melalui program ini telah membentuk kelompok perempuan bernama Pantura Mekar Jaya (PMJ) dengan anggota sebanyak 32 orang.

Program ini berlangsung sejak 2014, 2015, 2016, 2017. PERSEPSI melakukan supervisi dan evaluasi tahunan atas program ini atas permintaan ASPPUK Wilayah Jawa dan DP3AKB (sebelumnya BP3AKB) Propinsi Jawa Tengah , pada 28 April 2018. Yanti Susanti (Direktur), dan Tri Yuli Umiyati (Wadir PPUKM) hadir memfasilitasi proses tersebut di Desa Kalipang, Kecamatan Sarang, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah.

Secara umum tujuan Supervisi adalah sebagai berikut 1) Mengetahui   perkembangan    kelompok      perempuan   dan   LKP   paska pelatihan, 2)  Mengetahui hambatan dan pendukung pelaksanaan program. 3)  Meningkatkan koordinasi kelompok perempuan, Pemerintah Desa dan OPD Pemberdayaan Perempuan Kabupaten.

Turut serta memberikan sambutan pada acara ini  Budi Dayanti dan Ragil Wilantika dari DP3AKB Propinsi Jawa Tengah, dan Hersus dari Dinsos PP KB Kabupaten Rembang. Supervisi dilakukan dengan diskusi kelompok terfokus, wawancara, pengisian kuosener, serta pengecekan dokumen dan bukti perkembangan lain. “Pantura Mekar Jaya” merupakan Kelompok Usaha Ekonomi Perempuan yang kemudian melahirkan Lembaga Keuangan Perempuan (LKP) yang dikelola oleh dan untuk mereka dengan pendekatan dan prinsip prinsip perkoperasian.

Hasil supervisi menunjukan 1) Ada  penambahan  wawasan  dan  pengetahuan,  terkait  pengalaman berorganisasi maupun pengembangan usaha, 2)  Ada peningkatan kapasitas diri PUK, seperti semakin percaya diri, 3) berani menyampaikan pendapat, tidak takut bertemu orang (pejabat), 4)bisa memimpin rapat/pertemuan rutin, 5) bisa menjalankan administrasi kelompok meski sederhana, 6)  Rintisan usaha bersama mulai berjalan.

Adapun masalah dan rekomendasi tindaklanjut dari supervisi ini adalah sebagai berikut. Permasalahan yang masih dihadapi  berupa :a.   Pengurus  maupun  anggota  belum  mumpuni  dalam  pengelolaan kelompok sehingga perkembangan kelompok belum bisa dirasakan secara maksimal., b.   Adanya  ego  wilayah  antar  anggota,  memyebabkan  kekompakan antar anggota kurang.      c.   Kapasitas anggota yang belum merata diantara sesama anggota sehingga  akses  kegiatan  di  luar  kelompok  hanya  oleh  orang tertentu.

Adapun rekomendasi untuk mengetasi masalah yang dihadapi beruoa : a.   Perlunya  pelatihan  Management  Organisasi  untuk  meningkatkan kapasitas pengurus dalam pengelolaan kelompok, b.   Perumusan aturan kehadiran dalam kegiatan kelompok, c.   Perlu  pengawalan  dalam  penegakan  aturan  maupun  kegiatan- kegiatan kelompok, d.   Mendorong     munculnya    kader    untuk    mengawal     keberadaan kelompok, e.   Perlunya dukungan nyata dari pemerintahan Desa Kalipang untuk penguatan kelembagaan kelompok.

Progran ini memberikan pengalaman dan tantangan baru bagi PERSEPSI untuk mengembangkan pogran terpadu yang menggabungkan aspek keuntungan pemberdayaan perempuan, konservasi lingkungan dan pengembangan ekonomi melalui kerjasama dari para oemangku kepentingan di sektor pesisir dan kelautan.

ppsdi- ppukm 2018

LOKAKARYA III UNTUK PENYELAMATAN DAS KEDUANG 2018-20123

Penyadaran masyarakat untuk menjadi pemain utama dalam penyelamatan daerah aliran sungai (DAS) memang butuh waktu lama,mengkuti tahapan demi tahapan. Melalui kerjasama dengan Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo dan Nippon Koei, PERSEPSI dilibatkan dalam proses fasilitas penyiapan masyarakat untuk konservasi DTA Waduk Wonogiri di Sub DAS Keduang di Kecamatan Jatipurno.

Sejumlah 6 desa di Kecamatan Jatipurno, Kab. Wonogiri merupakan  desa yang difasilitasi untuk penyusunan Rencana Konservasi Tanah dan Air di Desa  (RKTD) dalam rangka penanganan sedimentasi di Waduk Wonogiri melalui konservasi daerah tangkapan air DTA Sub DAS Keduang. Untuk itu, fasilitasi penilaian desa secara partisipatif melalui Participatory Rural Appraisal (PRA)  di Desa Tawangrejo (29-31 April 2017), Giriyoso (04-06 April 2017), Mangunharjo (11-13 April 2017), Balepanjang (18-20 April 2017), Jeporo (25-27 April 2017), dan Jatipurno (08-10 Mei 2017).

 Keenam desa tersebut telah difasilitasi untuk Lokakarya II sejak tanggal 30 Mei 2017 hingga 2 Juni 2017, masing masing desa selama 1 hari. Agenda pembahasan meliputi perbaikan rancangan RKTD dan Pembentukan Kelompok Konservasi Tanah dan Air  (KKTA). Keenam telah mengidentifikasi lokasi lokasi yang mengalami erosi dan mendiskusikan upaya upaya yang telah dan akan diambil untuk mengatasi masalah erosi tersebut dikaitkan dengan kondisi sosial dan ekonomi setempat.  Lokakarya II dimakdudkan untuk mengkritisi hasil hasil PRA  berupa rancangan Rencana Konservasi Tanah dan Air di Desa (RKTD) yang perlu dikritisi bersama , dan didukung oleh organisasi kelompok yang focus pada penataan konservasi tanah dan air di wilayah desa setempat. Untuk itulah maka diselenggarakan Lokakarya III di 6 desa sejak 30 Mei – 8 Juni 2017 selama 1 hari pada tiap desa.

 Sedangkan pada bulan Maret – April 2018, keenam desa tersebut difasilitasi untuk melakukan Lokakarya III untuk mengesahkan dan menetapkan rencana konservasi tanah dan air di desa 6 desa agar siap diimplementasi dalam  tahun 2018  2023.

Keluaran Lokakarya III ini berupa: 1) diterimanya program strategis dan masalrancangan RKTD telah mendapatkan pencermatan secara bersama, 2) teridentifikasinya masalah inti dan program strategis, 3) terbentuknya Kelompok Konservasi Tanah dan Air KTTA dan 4) terumuskannya visi dan misi KKTA secara partisipatif.  Tujuan dari Lokakarya IiI adalah disyahkannya dokumen RKTD  sebagai bagian  Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa, dan tersiapkannya KKTA, KPD dan MPS sebagai   organisasi pelaksananya. 

NO

TANGGAL

TEMPAT

FA / Co. FA

1

17-18 APRIL 2018

TAWANGREJO

TRI YULI UMIYATI / ANIS RACHMAWATI

2

19-20 APRIL 2018

JEPORO

TRI YULI UMIYATI/ IKA MILAWATI

3

23-24 APRIL 2018

BALE PANJANG

NASRAH / ARTATI TYAS ASMOROWATI

4

25-26 APRIL 2018

JATIPURNO

TARYANTO WIJAYA / IKA MILAWATI

5

2-3 MEI 2018

MANGUNHARJO

EDI SUPRIYANTO  / RIZA FITRIANA

6

7-8 MEI 2018

GIRIYOSO

TARYANTO WIJAYA / ASYKUR RIFANI

Program Strategis yang berlangsung di 6 desa tersebut adalah sebagai berikut:

Inti Permasalahan

Program Strategis

Kegiatan

  1. Banyaknya permasalahan erosi dan potensi erosi, yang dipicu oleh erosi permukaan, parit, jurang, tanah longsor, tebing sungai dan lainnya

Paket program fisik pengendalian konservasi tanah dan air

  1. Pembuatan teras bangku
  2. Pembuatan SPA dan BTA
  3. Pengadaan Rorak
  4. Peningkatan pola usaha tani
  5. Peningkatan drainase halaman
  6. Penambahan bangunan pengendali
  7. Konservasi sumber air melalui penghijauan kembali lahan disekeliling mata air

 

  1. Kurangnya sarana pengendaalian air drainase/kurang kepedulian terhadap SPA

Program peningkatan sistem drainase

  1. Peningkatan sistem drainase lingkungan desa

 

  1. Kurangnya perhatian terhadap pengelolaan aset prasarana desa

Peningkatan prasarana umum yang ada

  1. Peningkatan prasarana irigasi yang ada
  2. Rehabilitasi prasarana jalan yang ada termasuk jembatan (umum)
  3. Pengembangan jalan usaha tani
  4. Pengembangan program pemeliharaan prasarana umum
  5. Masyarakat dan lembaga lembaga yang ada di desa masih kurang memperhatikan upaya pelestarian lingkungan. Kurangnya kesadaran masyarakat untuk berkelompok
 

Paket program non fisik konservasi tanah dan air

  1. Pengadaan peraturan tentang penatagunaan lahan desa terkait konservasi tanah dan air dan lingkungan hidup
  2. Pengembangan organisasi pengelola konservasi tanah desa
  3. Pemberdayaan kelompok kelompok, penyelenggaraan program sekolah, penyelenggaraan demonstrasi plot program konservasi
  4. Peningkatan dukungan penyuluhan pertanian
  5. Peningkatan koordinasi antara perangkat pemerintah desa, koordinator wilayah, dan dengan dinas
  6. Penegembangan program pemeliharaan teras dan bangunan pelengkapnya
  7. Penurunan tingkat kesuburan tanah dan penggunaan lahan secara insentif,sehingga penggunaan pupuk kimia berlebihan dan menimbulkan biaya produksi yang tinggi disisi lain limbah pertanian belum termanfaatkan secara optimal
 

Pengembangan pemanfaatan sumberdaya lokasi sistem usaha tani dengan penggunaan bahan organik

  1. Pelatihan dan perluasan pembuatan dan penggunaan kompos
  2. Penyediaan fasilitas masyarakat untuk memproduksi pupuk organik dan bio gas
  3. Terbatasnya kemampuan lembaga-lembaga lokal dan anggotanya dalam agrobisnis. Dalam menangani kurangnya tenaga kerja dan mahalnya biaya tenaga kerja
 

Pemberdayaan kelompok kelompok masyarakat dalam pengembangan bisnis dan promosi sistem kerja patungan

  1. Program pemberdayaan Gapoktan dan kontak tani dalam pengembangan kelembagaan dan Agro bisnis
  2. Program pemberdayaan koperasi RT
  3. Program pemberdayaan LPKK
  4. Pengembangan agro bisnis/industri skala kecil yang memiliki prospek berbasis sumberdya lokal
  5. Mengkoordinasikan program pengentasan kemiskinan, khususnya paket program terasering
  6. Pengembangan sistem usaha tani secara cooperatif
  7. Pengembangan peraturan desa terkait dengan upaya harmonisasi kegiatan masyarakat desa

 

ppsdi-tw