Wonogiri (PERSEPSI, 6/07/2018). Bertempat di Aula Kantor Wonogiri, dilakukan diskusi penyiapan penjajagan program baru. Diskusi dihadiri oleh para Wadir PKLH, PSDM PA, PPSDI dan Bp Sigit dari Timber Forest Trust (TFT) untuk mengusung gagasan pemanfaatan getah kayu pinus sebagai sumber pendapatan masyarakat selain kayu.
“Potensi ini masih besar dan belum banyak dimanfaatkan. Kami punya jaringan untuk pemasaran yang barangkali bisa digunakan untuk mendayagunakan potensi masyarakat” kata Sigit TFT melalui telepon ketika mengkonfirmasi rencana kehadirannya.
Sebagaimana diketahui potensi getah pinus menyebar pada desa desa yang diampingi PERSEPSI di hutan rakyat di Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur. Desa Baosan Lor, Baosan Kidul, dan Mrayan merupakan desa bersertifikat ekolabel dengan standar LEI maupun FSC. Tetapi karena penguasaan pasar yang kurang baik, serta teknis budidaya yang tidak diajarkan secara baik, menjadikan pinus pinus rakyat. Desa Baosan Lor telah disertifikasi dengan standar LEI , sedangkan Mrayan dengan standar FSC.
Kegiatan kerjasama pengembangan program diharapkan bisa memperbaiki 1) teknolohi pengelolaan,2) pengembangan kelembagaan, 3) kelancaraan pemasaran usaha hutan rakyat dan pemanfataan hasilnya bagi masa tunggu panen kayu di tingkat masyarakat.
Sebagaimana diketahui getah pinus merupakan bahan dasar untuk pembuatan gondorukem yang dipakai untuk industri cat, dimana kebutuhannya besar tetapi pasokannya kecil. Selama ini gondorukem banyak dipasok dari Perum Perhutani KPH Lawu DS, dan beberapa hutan rakyat di Lampung. Hutan rakyat di jawa yang mengelola pohon pinus menjadi prioritas untuk mendapatkan dampingan agar mendapatkan nilai ekonomi yang lebih luas. (ppsdi-pklh-tw)