Sebagai masyarakat yang tinggal di daerah hulu Bengawan Solo, memang selalu mengalami dua keadaan berbeda tajam. Kelebihan air di musim penghujan, dan kekeringan di musim kemarau. Begitulah yang terjadi di Desa Desa Gemawang, Kecamatan Ngadirojo, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah.
Erosi tanah yang berdampak pada kerusakan lahan pertanian, sempadan yang mengamankan sungai, dan juga fasilitas umum telah menohok kesadaran terdalam masyarakat desa ini untuk melakukan konservasi sebagai bagian dari nilai dan kepedulian hidup di wilayah hulu DAS. Untuk itulah maka mereka menggandeng PERSEPSI dan juga Perum Jasa Tirta I dalam Program Pengembangan Konservasi Terpadu Tahun 2017.
Program ini diwu judkan dalam paket kegiatan berupa Pembuatan Bangunan Terjunan Air (BTA) atau Dam Penahan (DPn) sebanyak 5 (lima) unit di Desa Gemawang, Kecamatan Ngadirojo, Kabupaten Wonogiri. Adapun rinciannya adalah sebagai berikut : 2 unit di Dusun Glogok, 2 unit di Dusun Jlegong, dan 1 unit di Dusun Ceper. Program ini dilaksanakan bulan Agustus-November 2017.
Tahapan kegiatan yang dilakukan : 1) Sosialisasi kegiatan kepada Pemdes dan Masyarakat terutama sekitar lokasi pembuatan dam penahan, 2) Pelatihan pembuatan kawat bronjong untuk penanganan konservasi sipil teknis., 3) Pelaksanaan pembuatan dam penahan yang dilakukan oleh Komite Desa/KKTA meliputi : pembuatan kawat bronjong, pengadaan batu, dll, 4) Monitoring dan evaluasi konservasi sipil teknis.
Program ini memberikan manfaat bagi 1) meningkatnya kesadaran dan kepedulian pada penanganan erosi di lahan lahan milik, 2) kerjasama pengelolaan konservasi daerah sepadan sungai, 3) berfungsinya kelembagaan Kelompok Konservasi Tanah dan Air (KKTA) dalam penanganan erosi secara bersamasama.
Asykur Rifani dan Tyas Asmorowati (PERSEPSI) menegaskan bahwa kegiatan ini sejalan dengan peranserta PERSEPSI sebagai Sekretaris dan Perum Jasa Tirta I sebagai Anggota di Gerakan Nasional Kemitraan Penyelamatan Air (GNKPA) untuk wilayah DAS Solo Hulu. Sebagaimana diketahui, kerjasama ini berlangsung sejak tahun 2005 dan terus berkembang lintas tahun hingga hari ini.
Keteladanan masyarakat membenahi sumber bencana agaknya perlu dikembangkan PERSEPSI untuk menata ulang kelembagaan dan peranserta para pihak menjadikan Desa Gemawang sebagai model Desa Siaga Bencana, sekaligus pengembangan nilai nilai ekonomi apa dan peranserta seperti apa yang bisa dimainkan kelompok perempuan dalam kegiatan konservasi menuju pengembangan konservasi yang responsive gender.
PKLH- PPSDI-PERSEPSI